Saya Hasan Efendi mengucapkan Terima kasih sudah berkenan tengok-tengok blog sederhana ini, kritik dan saran kalian sangat membantu perkembangan blog sederhana ini. Contact : HP/WA >> 0896-3554-9224[Tree]

Perihnya Berproses Untuk Mengejar Terwujudnya Impian

Sabtu 3 Juni lalu saya mengikuti acara Gala Dinner di Crown Plaza Hotel. Hotel berkelas yang tidak setiap orang punya kesempatan mengikuti acara maupun pesta disana. Alhamdulillah saya berkesempatan mengikuti acara yang luar biasa ini.  Disini saya tidak akan membahas tentang isi acara, karena kita sudah sepakat untuk tidak mempublikasikan isi dari materi-materi dari MTA (para coach MTA).

Sekitar jam 11 pagi saya berangkat dari Blingoh, Donorojo Jepara. Sampai Jepara kota pas Azan Dzuhur, lalu lanjut perjalanan via Pecangaan, tapi karena blm hafal jalan saya memutuskan keluar lagi via Purwogondo. Kemudian lanjut perjalanan via Demak, dan kalian tahu, di Jalan lingkar macet parah, parah banget malahan, perjalanan  cuma ambil kecepatan 30-40 km/jam, sampai diarea perbaikan jalan. Ya kalo dihitung-hitung saya terjebak macet sekitar 45 menitan, berjalan sangat pelan.

Sampai di semarang ada beberapa jalur baru, jg jalur alternatif, ini membuat saya bingung, akhirnya saya ambil jalan via pinggir pantai utara semarang, jadi agak nglantur dikit posisinya disebelah barat lokasi tanpa melewati, lalu saya memberanikan bertanya kepada penduduk setempat, dan akhirnya ketemu jalur menuju Simpang Lima semarang. sesampainya di Simpang Lima Semarang, saya berhenti didepan masjid Agung Semarang, sambil cari lokasi Crown Plaza dari masjid agung lewat aplikasi google map, dan alhamdulillah ketemu. untuk mempermantab, saya tanya kepada tukang becak, terus dikasih tahu bahwa setelah lampu merah ke-3 belok kiri, dan benar tampaklah bangunan Paragon Mall dan Crown Plaza, disana saya juga terhenti, takut salah, karena jalan yang melewati searah. Saya  tanya pintu masuk kedalam Paragon Mall dan Crown Plaza Hotel sama abang becak. Nah setelah masuk, dan muter ke area parkir ternyata semua yang markir adalah mobil, selanjutnya saya keluar lagi dan parkit motor disebelah kiri Paragon.

Sekitar jam 16.37 saya masuk  ke Paragon Mall, dan tanya sama pihak security, ditunjuklan area lift untuk naik ke lantai 6. Nah setelah saya ikuti, ternyata lantai 6 keluarnya diarea parkir mobil, lalu saya masuk lagi ke lift, turun ke lantai ke-5, ternyata masih sama, lalu saya lanjutkan turun ke lantai 3, baru deh masuk ke Lobby Hotel Ballroom., sebelum sampai Ballroom sempat berpapasan sama coach Boogie. akhirnya kenalan sama rekan-rekan yang sudah datang lebih dulu.

MC memulai acara, mengajak para peserta untuk membuat status dan upload foto selfie dilokasi dengan hastag sesuai acara pada saat itu. Tidak berselang lama, waktu menunjukkan Azan Magrib, MCpun mempersilahkan kami menikmati hidangan diruang santab. Kamipun Berbuka dengan puluhan menu sambil berdiri, nah disinilah permasalahan khusus  saya, karena jarang-jarang makan sambil berdiri dan emang gak kuat berdiri lama-lama, saya saat itu cuma mencicipi sekitar 3-4 menu yang telah disediakan, padahal ada puluhan menu makanan dan minuman. Luar biasanya ini menu ala Hotel Bingtang 5 bro, tapi sayangnya sambil berdiri, jadi saya gak bisa coba semua hahah :D

Setelah sholat, acara dilanjutkan, pengisi acara bergantian mengisi dan memberi materi. Semangat semakin menggebu-gebu melihat para coach memiliki impian yang luar biasa dahsyat bahkan beberapa udah terwujud, salut banget sama CEO MTA.

Selesai acara kami melakukan sesi Foto bersama family MTA. Dan sayangnya gak bisa foto berdua atau berempat bersama coach MTA. Selesai sesi foto saya berpamitan dengan para coach dan teman-teman, lalu ke toilet sebelum akhirnya turun menuju tempat parkir.

Turun bersama koh Kistianto, sedikit banyak ngobrol, lalu kami berpisah, dan sayapun menuju tempat parkir dan meluncur keluar hotel. Melihat ke arah spedometer, bensin sepertinya sudah tipis, keluar beberapa kilo ada pom bensin, saya gak mau lewatkan untuk isi full tanki. Sekitar jam 11 malam meluncur pulang dengan membawa oleh-oleh buku tulis, bolpoint dan semangat menggebu dari para coach MTA.

Nah, kisah pedihnya adalah, sesaimpainya perbatasan Kudus Pati, ban motor saya mengalami kebocoran, gara2 saya sering melewati perbatasan aspal dan cor yang gak rata permukaannya. Ini adalah pertama kalinya saya mengalami bocor ban di tengah malam, daerah orang lagi, hmm, cobaan benerrr. Saya mencoba duduk-duduk sambil mikir bagaimana saya harus menyikapi masalah yang baru pertama kali saya hadapi ini. sempat terpikir tidur didepan rumah kosong bekas warung, tapi debu tebal diatas kursi menghalangi. akhirnya saya putuskan untuk bertanya penjual pecel lele yang lagi beres-beres mau nutup dagangannya, lalu ditunjukkan tempat tambal ban, yang katanya mau bantu kalo diketuk pintunya malam-malam. Saya sampe didepan bengkelnya, motor saya masukin, mau ketuk pintu tapi agak sungkan, saya merasa gak enak dan khawatir mengganggu, lalu saya tinggal tidur dikursi rotan depan bengkel sampai jam 2an pagi, biar nggak ngganggu, tapi kalo ngetuk pintunya jam setengah 3 saya kira gak ganggu, karena sudah mendekati waktunya sahur. Nah setelah saya memberanikan mengetuk pintunya, orangnya keluar, dan kelihatan orangnya lagi males nambal ban, dengan alasan lampu diarea bengkel lagi putus. lalu dia menyarankan untuk kearah barat lagi, katanya ada tambal ban. Dan benar saja, saya didepan rumah/bengkel, ada anak muda abis tongtek yang menghampiri saya dan bertanya " pak mau nembel ban ya?" saya jawab "Ya, tadi disebelah sana gak bisa nembel karena lampunya lagi putus". itu sekitar jam 02.20an. Banpun ditembel, temannya berdatangan sambil memuji kemampuan dia menembel. Ada juga yang lagi menerima telepon dari cewek, dan berlama-lama ngobrol, jadi teringat zaman masih bujangan, heheh.

Selesai ditambal, 10ribu saya berikan sebagai ganti jasa tambal ban. sayapun melanjutkan perjalanan. Didaerah Trangkil saya mampir warung sederhana untuk sahur, dengan menghabiskan uang sekitar 9ribu. Mendekati daerah kajen, hawa dingin dan ngantuk menhampiri. Akhirnya saya putuskan mampir di Masjid RSI Ngemplak Kajen untuk  istirahat dan tidur. Saya baru rebahan sebentar azan berkumandang, karena mata masih ngantuk saya pindah ke area aula sebelah utara masjid untuk tidur lagi. Bangun-bangun, aula disapu dan dibersihkan oleh petugas kebersihan. Sekitar jam 5, dimana orang-orang baru bubar jamaah dan 1 orang lanjut tadarus, saya malah baru bangun dan sholat shubuh.

Kemudian, perjalanan saya lanjutkan, kali ini kecepatan motor gak berani lebih dari 40km/jam, karena saking dinginnya suhu udara pagi itu. Lalu saya memutuskan istirahat lagi di Masjid dekat alun-alun Tayu. orang-orang tadarus, saya tidur disebelah kiri utara masjid. Bangun-bangun jam setengah 8, pintu gerbang masjid ternyata sudah digembok, pusing kepala saya pagi itu, masa harus nunggu sampai dzuhur, alhamdulillah masih ada satu orang yang ada ditempat wudhu, saya tanya, dia bilang, orang yang bawa kunci gembok udah pulang, lalu saya disarankan lewat pintu alternatif, yang lumayan sempit, dan alhamdulillah bisa keluar, dan melanjutkan perjalanan pulang. Tamat.

Terima kasih oleh-olehnya ya semua coach MTA, semoga saya bisa mengikuti  jejak kalian, minimal bisa memiliki Mother account seperti kalian, salam Financial Freedom.

NB : Beberapa foto diatas adalah foto yang sempet saya cekrek, saya gak bs selfie karena camera depan hp saya emang kualitasnya kurang bagus. Ada 1 Video adalah hasil karya om Donny (MTA Family).

2 komentar:

  1. Achonk Hasanudin10 Juni 2017 pukul 12.50

    Kisah yg sangat menyentuh dan penuh perjuangan...sy aj sampai terbawa suasana membayangkan perjuangan om hasan.... Semoga sukses!!!

    BalasHapus

Silahkan isi komentar..!